Sabtu, 29 Oktober 2011

6 Cara Menghindari Kehamilan


Banyak perempuan yang belum siap hamil dengan bermacam alasan. Untuk menghindari kehamilan yang tak terduga, perempuan banyak yang melakukan aneka cara usai bersenggama.


Ada beberapa gaya perempuan yang dilakukan untuk mencegah kehamilan ketika usai bersenggama.Tapi aneka gaya ini cuma mitos karena belum terbukti bisa mencegah hamil. Berikut beberapa gaya yang dilakukan perempuan untuk mencegah hamil tapi ternyata belum tentu berhasil:


1. Mengeluarkan penis sebelum ejakulasi

Menarik penis dari vagina sebelum pria ejakulasi, bukanlah cara yang tepat pengendalian kelahiran. Menurut Teen Advisor website, cara tersebut hanya 81 hingga 96 persen keberhasilannya. Banyak wanita yang berpikir bahwa jika pria mengeluarkan penis sebelum ejakulasi, sperma tidak akan mampu membuahi telur.


Tetapi pria dapat menghasilkan sesuatu yang disebut pre-ejakulasi. Kebocoran pre-ejakulasi berasal penis pria ketika mereka terangsang, dan pre-ejakulasi dapat mengandung sperma, yang dapat menyebabkan kehamilan.


2. Douching

Douching adalah tindakan menyemprotkan cairan ke dalam vagina untuk membersihkan saluran vagina. Ada mitos umum menyebutkan menggunakan douche (semprotan air obat) akan mencegah kehamilan. Tapi menyemprotkan air, cuka atau bahan lainnya ke dalam vagina tidak hanya akan tidak mencegah kehamilan, ini bahkan dapat menyebabkan infeksi jamur.


Sperma melewati leher rahim dalam hitungan detik, sehingga pada saat menggunakan douche, telur mungkin sudah dibuahi.


3. Tidak perlu orgasme

Orgasme tidak diperlukan untuk hamil. Tubuh wanita mengalami banyak perubahan selama hubungan seksual, baik dia merasakan kesenangan ataupun tidak. Dan kehamilan dapat terjadi bahkan jika ia tidak memiliki orgasme sekalipun.


4. Melakukan seks pada saat menstruasi

Meskipun benar bahwa melakukan hubungan seks selama periode menstruasi dapat sangat mengurangi kemungkinan hamil, tetapi masih bukan jaminan tidak akan hamil. Banyak wanita memiliki menstruasi yang tidak teratur, dan ovulasi dapat terjadi sangat dekat dengan waktu ketika seorang wanita mendapatkan menstruasi.


Sperma bisa juga hidup di dalam tubuh wanita selama tujuh hari, sehingga bahkan jika seorang wanita sedang menstruasi, mungkin sperma menunggunya ketika masa ovulasi berakhir.


5. Hubungan seksual pertama kali (virgin sex)

Seorang wanita bisa hamil pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Beberapa wanita percaya bahwa selaput dara (hymen) atau selaput tipis di pembukaan vagina dapat mencegah sperma dari pemupukan telur.


Tidak hanya selaput dara yang teregang selama kehamilan, tetapi juga banyak wanita yang mengalami peregangan selaput dara bahkan sebelum berhubungan seks, karena olahraga atau menunggang kuda.


6. Minum pil KB

Menurut Feminist Women's Health Center, pil KB 92 hingga 99,7 persen efektif dalam mencegah kehamilan. Tetapi bahkan dengan pil KB, banyak wanita yang salah informasi. Pil KB tidak menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat.


Selain itu, banyak wanita tidak berpikir mereka perlu minum pil pada waktu yang sama setiap hari. Namun, jika Anda minum pil dengan benar dan mengikuti petunjuk yang tepat, pil KB bisa lebih dari 99 persen efektif mencegah kehamilan. Juga penting untuk dicatat bahwa pil tidak melindungi terhadap HIV atau penyakit menular seksual lainnya


tambahan :

Metode Ritmik
adalah metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada saat siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari ± 2 hari sebelum hari pertama menstruasi berikutnya. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, namun sperma bisa bertahan selama 48 jam setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan dapat terjadi apabila hubungan seksual dilakukan 2 hari (48 jam) sebelum ovulasi dan 1 hari (24 jam) setelah ovulasi. Metode Ritmik dapat terbagi atas :
  • Metode ritmik kalender atau Pantang Berkala merupakan metode dimana pasangan menghindari berhubungan seksual selama periode subur wanita berdasarkan panjang siklus menstruasi, kemungkinan waktu ovulasi, jangka waktu sel telur masih dapat dibuahi, dan kemampuan sperma untuk bertahan di saluran reproduksi wanita. Periode subur seorang wanita dihitung dari : (siklus menstruasi terpendek â€" 18) dan (siklus menstruasi terpanjang - 11). Siklus menstruasi dicatat selama minimal 3 bulan terakhir, akan lebih baik bila dalam 6 bulan terakhir.
Contoh: bila siklus terpendek seorang wanita adalah 25 hari, dan siklus terpanjangnya 29 hari, maka periode suburnya adalah (25 â€" 18) dan (29 â€" 11) yang berarti hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada hari ke-7 sampai hari ke-18 setelah menstruasi.
  • Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
  • Metode pengukuran suhu tubuh berdasarkan perubahan temperatur. Pengukuran dilakukan pada suhu basal (suhu ketika bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur. Suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1° Celsius) setelah ovulasi. Hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan sejak hari pertama menstruasi sampai 3 hari setelah kenaikan dari temperatur.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 9-25 per 100 wanita
Keuntungan

Tidak ada efek samping gangguan kesehatan,ekonomis
Kerugian

Angka kegagalan tinggi, tidak melindungi dari PMS, menghambat spontanitas, membutuhkan siklus menstruasi teratur.

sumber

Powered By: Nyelem.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar